Wednesday, 29 April 2015

Wonosobo : Taman Wisata Alam Dieng

Habis mendaki gunung lewati lembah, mimin and the gank lanjut ke kawasan Telaga Warna dan kawan-kawannya yang kira-kira jaraknya 1-2 km dari parkiran Patak Banteng. 


Nah ini loket tiket masuk di Taman Wisata Alam yang ternyata memiliki beberapa tujuan sekaligus, nggak hanya telaga warna. Bayarnya per orang Rp 7500


Pintu masuk ada di sebelah pembayaran tiket wisata alam pas


Begitu masuk kita langsung disambut ribunnya taneman baik pohon atau tumbuhan di kanan-kiri jalan. 


Nih peta taman wisata alam yang bisa kita lihat di deket telaga warna, kalo dari pintu masuk tinggal lurus aja.


Nah ini nih telaga warna yang letaknya paling deket sama pintu masuk. Beberapa spot jadi tempat favorit pengunjung buat foto-foto, termasuk di pohon yang tumbang ini ni.


Rute selanjutnya kita kemana ajalah ngikutin jalur. hehe. Tapi karena habis jalan tiada henti dari gunung prau kita pilih rute pendek dan sekuatnya kaki melangkah #eaa. Masih dengan pohon di kanan kiri jadi adem dan asri.


Jalurnya jalanan paving, jadi jangan khawatir buat ketemu ama tanah-tanah lagi. Ada sih telaga pengilon juga, tapi karena sepertinya jalannya tanah-tanah dan terlihat licin jadilah kami memutuskan buat nggak ke sana. Akhirnya ya muter-muter aja di sekeliling telaga warna.


Di sana juga ada beberapa gua, tapi sepertinya karena kurang terawat atau memang konsepnya seperti itu, jadinya terlihat usang dan tidak terurus. #sayangya :(

Overall enak sih buat mengistirahatkan kaki sejenak habis turun gunung, apalagi kalo dapet tempat duduk, sambil menikmati hijaunya pohon dan tumbuhan yang memang dibiarkan hidup dan bertumbuh di sana.


Foto : Immash
Liputan : Immash

Tuesday, 21 April 2015

Pendakian Gunung Prau Via Patak Banteng dan Dieng Kulon



Hai travelers, kali ini mimin mau share pendakian Gunung Prau yang ada di kawasan Dieng Wonosobo. Memang lagi ngehits belakangan ini dan meskipun terkenal dengan 'gunung yang cocok untuk pemula' gunung ini cukup menantang juga menurut mimin yang mungkin masih level pra pemula #nahlho.

Gunung Prau baru dibuka kembali awal April ini setelah kira-kira tiga bulan ditutup karena perbaikan jalur dan penanaman pohon. Dan pasca penutupan tersebut ada beberapa hal yang berubah juga. Dulu pos pendaftaran pendakian via Patak Banteng ada di belakang Kantor Desa Patak Banteng dan pasca penutupan pindah beberapa ratus meter sebelum kantor desa. Jangan khawatir, di sekitar kantor desa juga pasti banyak warga yang jaga kok. Karena parkiran sebagian masih di halaman kantor desa. Selain di halaman kantor desa parkir motor juga ada di masjid yang juga masih deketan, kalo parkir mobil letaknya di belakang masjid yang buat parkiran motor.

Nanti dari parkiran kita bakalan diarahkan sama warga arah pos pendaftaran yang baru. Di pos pendaftaran tentunya pendaki akan mendaftarkan diri dan ada dikenai biaya 10rb/ orang. Mohon maaf travelers, karena kita mendaki sekitar pukul 1 dini hari dan kamera nggak mumpuni buat foto di kegelapan jadilah mimin baru akan share poto pas matahari mulai menyingsing.

Sedikit cerita tentang pendakian Gunung Prau yang berangkatnya dari Patak Banteng, jalur ini memang yang paling famous di kalangan pendaki karena memang jalurnya yang sudah jelas dan pos-pos yang mudah ditemukan. Tapi memang pendaki akan terus diajak menanjak sampai akhir pendakian, hehe. Hanya ada sekali dua kali jalur datar, lainnya nanjak kemana-mana. Tapi ya justru di situlah perjuangannya bukan? Asal persiapan sebelum mendaki cukup dan kalau kecapekan istirahat alias nggak dipaksakan in syaa Allah nyampe sampai puncak.

Nah ini liputan di atas gunung prau plus pulangnya via Dieng Kulon.


Mimin kali ini pergi mendaki dengan temen-temen dari madiun dan surabaya, berangkat dari pos awal sekitar jam 1 dini hari. Ada 3 pos yang harus dilalui, sampai di puncaknya sekitar jam 4 dini hari. Dingin? pastiiii. Hehe. Setelah sholat subuh kegiatannya nunggu sunrise yang perlahan masih juga tertutup kabut. Tapi lama-kelamaan alhamdulillah sinar orange mulai nampak. Dan inilah sunrise yang sebenernya sebagian masih tertutup kabut dan awan, nampak juga bukit teletubis itu #sambilnunjuk 




Ada semacam 'kasur awan' lebar yang bikin kangen rumah #eh.


Ini masih sebagian tendanya lho, di beberapa sisi bukit ada banyak tenda yang juga bermalam di gunung prau. 




Dari gunung prau sisi Timur ini kita bisa lihat beberapa gunung di Jawa Tengah. Yang terlihat di foto ini gunung sindoro dan sumbing, di sisi lainnya ada gunung merapi dan merbabu yang hanya nampak sesekali karena masih tertutup kabut.
 



Kalo di gunung biasanya yang banyak bunga edelweis, di gunung prau dan kawasan dieng banyak bunga daisy.
 


beralih ke sisi barat gunung prau kita bisa mengintip kehidupan desa di kawasan dieng, telaga warna juga nampak dari sini. 



kalau yang ini pemandangan sisi timur yang dilihat dari sisi barat #bingunggaktu 



yippii ini rombongan mimin dari kiri-kanan poto: rizal, mas firman, niken, piko, mimin, yuni, zainul 






Perjalanan pulang lebih banyak melewati sabana datar di awal perjalanan meski kadang-kadang juga harus naik turun bukit. Awalnya kita mau lewat jalur desa dieng, tapi pas di suatu persimpangan ketemu dengan rombongan pendaki lain dan mendapat informasi jalur yang lebih dekat dengan parkiran Patak Banteng jadilah kami beralih tujuan via dieng kulon.
 




Jalur dieng kulon lumayan belum familiar, jadi jalannya ya lumayan sulit juga kayak pas naik kali ya. Tapi kalo menurut mimin pas turun lebih susah karena kalo salah gerak ya merosotlah kita di jalur tanah becek. Kalo udah deket desa tandanya adalah lahan pohon-pohon berganti dengan ladang sayur mayur dan akhirnya bisa duduk ngedeprok di salah satu warung sambil minum teh anget dan makan tempe mendoan. Ini foto jalan desa menuju parkiran di Patak Banteng. 


Yang nggak boleh ketinggalan waktu ke dieng tentu manisa caricanya ya, nih pohon carica yang mirip sekali sama pepaya. Selain karika ada terong belanda juga yang biasa dibikin sirup dan tentu bisa dijadikan oleh-oleh.

Foto : Rafika, Niken, Immash
Liputan : Immash