Hai travelers, kali ini mimin mau share pendakian Gunung
Prau yang ada di kawasan Dieng Wonosobo. Memang lagi ngehits belakangan ini dan
meskipun terkenal dengan 'gunung yang cocok untuk pemula' gunung ini cukup
menantang juga menurut mimin yang mungkin masih level pra pemula #nahlho.
Gunung Prau baru dibuka kembali awal April ini setelah
kira-kira tiga bulan ditutup karena perbaikan jalur dan penanaman pohon. Dan
pasca penutupan tersebut ada beberapa hal yang berubah juga. Dulu pos
pendaftaran pendakian via Patak Banteng ada di belakang Kantor Desa Patak
Banteng dan pasca penutupan pindah beberapa ratus meter sebelum kantor desa.
Jangan khawatir, di sekitar kantor desa juga pasti banyak warga yang jaga kok.
Karena parkiran sebagian masih di halaman kantor desa. Selain di halaman kantor
desa parkir motor juga ada di masjid yang juga masih deketan, kalo parkir mobil
letaknya di belakang masjid yang buat parkiran motor.
Nanti dari parkiran kita bakalan diarahkan sama warga arah
pos pendaftaran yang baru. Di pos pendaftaran tentunya pendaki akan mendaftarkan diri dan ada dikenai biaya 10rb/ orang. Mohon maaf travelers, karena kita mendaki
sekitar pukul 1 dini hari dan kamera nggak mumpuni buat foto di kegelapan
jadilah mimin baru akan share poto pas matahari mulai menyingsing.
Sedikit cerita tentang pendakian Gunung Prau yang
berangkatnya dari Patak Banteng, jalur ini memang yang paling famous di
kalangan pendaki karena memang jalurnya yang sudah jelas dan pos-pos yang mudah
ditemukan. Tapi memang pendaki akan terus diajak menanjak sampai akhir
pendakian, hehe. Hanya ada sekali dua kali jalur datar, lainnya nanjak
kemana-mana. Tapi ya justru di situlah perjuangannya bukan? Asal persiapan
sebelum mendaki cukup dan kalau kecapekan istirahat alias nggak dipaksakan in
syaa Allah nyampe sampai puncak.
Nah ini liputan di atas gunung prau plus pulangnya via Dieng
Kulon.
Mimin
kali ini pergi mendaki dengan temen-temen dari madiun dan surabaya, berangkat
dari pos awal sekitar jam 1 dini hari. Ada 3 pos yang harus dilalui, sampai di
puncaknya sekitar jam 4 dini hari. Dingin? pastiiii. Hehe. Setelah sholat subuh
kegiatannya nunggu sunrise yang perlahan masih juga tertutup kabut. Tapi
lama-kelamaan alhamdulillah sinar orange mulai nampak. Dan inilah sunrise yang
sebenernya sebagian masih tertutup kabut dan awan, nampak juga bukit teletubis
itu #sambilnunjuk
Ada semacam 'kasur awan' lebar yang bikin kangen rumah #eh.
Ini
masih sebagian tendanya lho, di beberapa sisi bukit ada banyak tenda yang juga
bermalam di gunung prau.
Dari gunung prau sisi Timur ini kita bisa lihat beberapa
gunung di Jawa Tengah. Yang terlihat di foto ini gunung sindoro dan sumbing, di
sisi lainnya ada gunung merapi dan merbabu yang hanya nampak sesekali karena
masih tertutup kabut.
Kalo di gunung biasanya yang banyak bunga edelweis, di
gunung prau dan kawasan dieng banyak bunga daisy.
beralih
ke sisi barat gunung prau kita bisa mengintip kehidupan desa di kawasan dieng,
telaga warna juga nampak dari sini.
kalau
yang ini pemandangan sisi timur yang dilihat dari sisi barat #bingunggaktu
yippii
ini rombongan mimin dari kiri-kanan poto: rizal, mas firman, niken, piko,
mimin, yuni, zainul
Perjalanan pulang lebih banyak melewati sabana datar di awal perjalanan meski
kadang-kadang juga harus naik turun bukit. Awalnya kita mau lewat jalur desa
dieng, tapi pas di suatu persimpangan ketemu dengan rombongan pendaki lain dan
mendapat informasi jalur yang lebih dekat dengan parkiran Patak Banteng jadilah
kami beralih tujuan via dieng kulon.
Jalur
dieng kulon lumayan belum familiar, jadi jalannya ya lumayan sulit juga kayak
pas naik kali ya. Tapi kalo menurut mimin pas turun lebih susah karena kalo
salah gerak ya merosotlah kita di jalur tanah becek. Kalo udah deket desa
tandanya adalah lahan pohon-pohon berganti dengan ladang sayur mayur dan
akhirnya bisa duduk ngedeprok di salah satu warung sambil minum teh anget dan
makan tempe mendoan. Ini foto jalan desa menuju parkiran di Patak Banteng.
Yang nggak boleh ketinggalan waktu ke dieng tentu manisa caricanya ya, nih pohon carica yang mirip sekali sama pepaya. Selain karika ada
terong belanda juga yang biasa dibikin sirup dan tentu bisa dijadikan
oleh-oleh.
Foto : Rafika, Niken, Immash
Liputan : Immash
keren ka perjalananan ceritanya
ReplyDeleteagen viagra
pil biru
obat hammer