Taman
Suropati adalah salah satu tempat nongkrong yang ‘apik’ di Jakarta. Berada di
daerah Menteng Jakarta Pusat, tepatnya di pertemuan antara Jalan Imam
Bonjol dan Jalan Diponegoro. Kalau dari tulisan yang iseng saya baca di salah
satu papan di dalam taman, ternyata ini sudah ada sejak jaman Belanda lho. Taman Suropati adalah peninggalan arsitek
Belanda PAJ Moejoen dan FJ Kubatz.
Awalnya
niat ke Taman Suropati karena kiriman foto dari si Immash yang tanya, “Di
Jakarta ada kayak beginian?”. Karena penasaran, akhirnya di hari Minggu yang
cerah itu saya mencoba peruntungan, eh maksudnya mencoba jalan-jalan pagi ke
Taman Suropati. Berikut hasil jepretannya monggo disimak :D
Jalanan
menuju Taman Suropati. Ga pake macet dan sejuk banget.
Di depan taman terdapat halte Taman Suropati. Jadi
bagi yang tidak membawa kendaraan sendiri bisa naik metro mini 213 jurusan
Kampung Melayu – Grogol.
Tempat parkir motor tertata rapi dipinggir jalan. Bagi
yang membawa motor tak perlu khawatir meski parkir di pinggir jalan karena ada
pos polisi di dekat tempat parkir ini.
Begitu memasuki bagian samping taman dekat dengan
tempat parkir motor terdapat “Informasi Peraturan Taman Kota”.
Setelah membaca informasi peraturan taman kota, saya
menelusuri jalan setapak yang mengantar saya ke jalan raya karena tujuan
pertama adalah melihat sesuatu berwarna warni yang ada di tengah jalan raya
depan Taman Suropati. J
Inilah sesuatu berwarna-warni itu. Sangat menarik
perhatian karena terletak di tengah jalan raya.
Bunga atau mungkin lebih pas disebut rerumputan
berwarna-warni ini cukup luas karena ketika saya berdiri di tangahnya, berasa
kecil. :D
karena banyaknya dan sangat berdekatan, seperti
melihat kasur ditaburi bunga berwarna kuning.
Ini katanya adalah patung Pangeran Diponegoro yang
sedang menunggang kuda, berada di tengah taman bunga warna-warni.
Papan nama Taman Suropati, ada dua buah di bagian barat
dan timur taman.
Sedikit masuk ke dalam, kita dapat menemukan beberapa
tempat duduk yang bisa digunakan untuk bersantai sambil menikmati suasana taman
yang sejuk dan hijau. Oiya, dari sini sudah terlihat adanya air mancur yang
berada di tengah kolam. Sayangnya saya tidak menjepret secara langsung air
mancurnya karena banyak sekali orang yang duduk dan anak-anak yang bermain di
area tersebut.
Di dalam taman juga terdapat dua sangkar burung dara.
Coba bisa megang salah satu aja ya? :D
Area
tidak berumput di dalam taman.
Salah
satu dari 6 karya seni yang menunjukkan semangat Asean. Karya Seni ini bermakna
“The Spirit Of Asean”oleh Wee Beng Ching dari Singapura.
Rerumputannya hijau dan terawat dengan baik. Di ujung juga
terdapat salah satu karya seni semangat Asean yang bermakna “Peace” oleh
Sunaryo dari Indonesia.
Kita diperbolehkan bersepeda di dalam taman, asal
tidak menginjak rumput. Jika ingin nongkrong atau menikmati penampilan
komunitas seni, maka sepeda kita dapat kita letakkan di dekat tempat duduk kita
seperti contoh tersebut.
Terdapat track tonjolan batu yang dapat digunakan
sebagai pijat refleksi.
Salah satu area tempat menampilkan karya seni dari
komunitas seni yang sering menjadi penghibur di Taman Suropati. Ketika diinjak,
berasa seperti karpet karena empuk.
Wajar jika terlihat bersih dan tidak ada sampah
berserakan, di beberapa sudut taman terdapat tempat sampah baik sampah basah
maupun kering.
Di dalam taman terdapat peta lokasi yang dapat
digunakan untuk melihat secara keseluruhan area Taman Suropati, beberapa foto
dan sejarah singkat Taman Suropati. Baru ngeh ternyata ada 6 karya seni
semangat Asean. Cuma terfoto dua karya seni, semoga lain waktu bisa ke taman
ini lagi L
Di
sebelah peta lokasi terdapat kotak saran untuk Taman Suropati.
Sebenarnya masih
ada beberapa spot yang tidak terfoto, semoga ada kesempatan ke Taman Suropati
lagi. Pergi ke Taman Suropati layaknya melihat wajah lain dari Jakarta dengan
segala kesumpekan, polusi dan debu-debunya. Taman ini ijooo banget, :D
Foto : Istiqomah
Liputan : Istiqomah