Sunday 1 March 2015

Banyuwangi : Kawah Ijen

Holaaa, edisi baru kali ini tentang Ijen. Sebuah kawah yang konon kabarnya memiliki blue fire yang hanya bisa diliahat jelang dini hari. Tapi... kita belum sempet untuk menyaksikan secara lebih dekat karena himbauan salah satu guide yang berujar tentang kemanan yang kurang terjamin. Dan ternyata malah beberapa hari setelah kami mendaki malam hari untuk melihat blue fire, ada himbauan kalo mendaki malam hari ditutup sementara karena aktifitas gas yang lebih berbahaya pada malam hari. So, lebih baik jika ingin ke Ijen dicek dulu aja tentang izin pendakiannya ya, biar lebih aman. Kalo mimin kemarin sempet tanya beberapa hari sebelum fix ke Ijen, ke salah satu provider paket wisata Banyuwangi (meskipun kita nggak pake paket wisatanya), Yuk Banyuwangi (Pin BB: 536DDDD0) tentang pendakian malam hari. In syaa Allah dijawab dengan sukacita oleh CS nya, hehe. Makasih CS Yuk Banyuwangi atas infonya. :)



Sebelum memulai mendaki ke kawah ijen, semua pengunjung transit di Pos Paltuding yang merupakan pos akhir tempat parkir mobil. Jadi dari sinilah pendakian dimulai. Fasilitas cukup lengkap kok, ada musholla, warung makan, toilet. Jadi mending prepare dulu kalo belum makan atau butuh ke toilet, karena pos berikutnya cukup jauh dari Paltuding. (foto diambil waktu kita udah turun dari kawah ijen)



Kontur Jalan yang dilewati pendaki sudah cukup mudah sebenarnya, nggak sempit dan nggak becek (saat itu musim hujan). Tapi kadang ada beberapa jalan lobang atau pohon yang melintang di jalan. Jadi kalo mendaki malam, jangan lupa pake senter. Air minum juga jangan lupa, soalnya di sepanjang jalan nggak ada orang jualan air apalagi indom*ret. :P Kecuali pos bunder yang jaraknya sekitar 2 km dari Paltuding. 


Kalo menurut saya emang pasnya mendaki malam hari, selain adanya blue fire pas nyampe kawahnya. Keuntungan mendaki malam hari adalah kita tidak terlalu bisa melihat jalanan dengan jelas, jadi meskipun jalurnya nanjak hampir sepanjang perjalanan kita nggak begitu melihat tanjakan yang mungkin malah membuat kita semakin enggan untuk melangkah. Hehe


Blue Fire ada di bawah sana, kami hanya bisa memandangnya dari kejauhan. Bersama puluhan bahkan mungkin ratusan pendaki lainnya. Mengamatinya dari jauh sambil menunggu subuh datang.


Fajar semakin menyingsing, sebelumnya kita sudah sholat subuh duluan, meski di terjalnya bebatuan dan keramaian orang di sekitar kita. Karena yang namanya shalat ya harus tetap dijalankan to? apalagi nggak bisa dijamak kalo shalat subuh. 
Kawah hijau biru yang cantikpun segera menyambut pagi juga. Duduk sambil senyam senyum sendiri kali ya saya waktu itu, hehe. 


View yang lebih luas, kawah dikelilingi bukit batu berwarna pucat.


Ini nih salah satu penambang belerang tradisional yang tiap harinya ngangkut belerang dari kawah ke bawah sana, dengan berat hampir satu kwintal, bisa dibayangin keseimbangan dan kekuatan dari bapak-bapak penambang belerang yang ada di sana. Jangan lupa di sapa ya! :D



Matahari semakin naik, saatnya turun dari kawah. Ini jalan yang mengelilingi kawah dan yang bisa dilalui pengunjung dari jalur Paltuding. Waktu masih gelap, kami melihat beberapa orang terlihat duduk-duduk atau rebahan di sisi ini. 

Foto : Syarif, Rosiful, Immash
Liputan : Immash

No comments:

Post a Comment